By : Basnu jiko Makolano
Pandanganku tertutup tertulis suratan
Di balik nyanyian diam tergoreskan
Tak ku rebut takhtaMu mengucap luapan
Sukma sejati tak kehilangan arah jelmaan
Hanya tersipu sayup jikalau permata direbut tuan
Cawan ku ambil bagai pengobat rindu khasmaran
Bertaburan buih sirna di genangan air
Sembilu pedih menyayat hati menepis takdir
Bagai lukisan darah direnggut tangan pemikir
Aku selaksa kenangan lalu dipintu akhir
Terukir simbol aksara di lorong terakhir
Ku arungi samudera berbahtera jingga
Terbit nan jauh disana bukit permata
Diselimuti hamparan nan indah bermega
Hembusan angin darat meniup pelita
Ku jaga terangnya dibalik cahaya
Hanya terjaga di kesadaran semestinya
UntukMu Dikau pujaan abdiku yang sesungguhnya
Sekuntum mawar kematian terbawa arwah merpati
Bergegas menanti di marwah manzilah hati
Biarlah kembali pulang merangkai arti
Ku pastikan datang Dikau menanti
Sekalipun masa menghampiri belati
Dan menunjuk kuasa waktu agarku terpatri
Kan ku menanti disambut perawan istana
Sambil mengganggam ribuan aksamala
Sang punggawa kan pergi tinggalkan negeri berhala
Membawa kebaktian ditangan gembala
Sebagai sesembahan tuk dijamu para dewa
Takdirku sedemikian rupa yang ku jaga
Melengkapi bagian permata hidup
Jikala sebagian kitab telah terselip
Yang diawali akhir bagai pelengkap
Terangkum segenap catatan menyingkap penutup
Dua kalimah kan selalau terucap
(BJM : 03-03-2019)
.
BalasHapus