Halaman

Senin, 04 Februari 2019

Si Hidup

By: Basnu Jiko Makolano.

(Kesadaran Sebagai Alogaritma Biologis) 

" Berdiri tak bertiang
Bergantung tak bertali "

Terlahir dari substansi tiada, kemudian ada
dan membentuk truktur perintah dari serangkaian unit-unit terkecil hingga besar.

Si hidup yang dimaksud bukannya sebagai Tuhan, Aku, Dia, Allah, Rabb dan yang lain-lain sesuai terminologi di tiap keyakinan agama.
Si hidup sendiri disebut akal yang merupakan bagian dari unsur rohaniah atau ketuhanan yang melatarbelakangi tiap daya hidup segala sesuatu yang hidup di alam semesta.

Akal yang dimaksud diatas secara eksplisit menjelaskan arti, fungsi dan peran, dalam makna hakikatnya. Lain halnya dengan akal yang dimaksud secara umum dan luas sesuai literasi yang berlaku dewasa ini.
Tinggal bagaimana cara kita menempatkan akal dalam kefahaman kebatinan kita. 

Sementara Alogaritma dalam hal ini merupakan serangkaian susunan perintah yang ditentukan oleh tugas-tugas tertentu yang berfungsi menerima reaksi, menyelesaikan masalah apabila ada, dan meresponnya,dan selanjutnya pada sistem koordinasi Rabbani dia akan berhenti apabila telah menemukan kesimpulan sebuah kebenaran. 

Alogaritma Biologis dapat dikatakan sebagai kesadaran intelegenci insaniyah yang di kemas dalam teori imliah. 
Antara makhluk dan kesadaran bukanlah sebuah dimensi yang terpisah. 
Manusia yang apabila dia mengetahui tentang hal itu minimal telah melewati bagian-bagian kesadaran yang mengakalinya sebagai bentuk tindakan. 

Apa itu kesadaran mengakal..?
Kesadaran mengakal adalah suatu gejala yang terjadi dalam nurani manusia sebagai sistem kontrol jiwa dan rasa untuk melakukan tindakan dan meresponnya sebagai perilaku yang benar dan baik sesuai dengan kebenaran dan pembenaran dari nilai-nilai imaniyah yang dicapainya.

Allah SWT berfirman:
"(Katakanlah, Tidak sama yang buruk) barang yang haram (dengan yang baik) barang yang halal (meskipun membuatmu kagum) membuatmu suka (banyaknya hal yang buruk itu, maka bertakwalah kepada Allah) tinggalkanlah hal yang buruk itu (hai orang-orang BERAKAL agar kamu mendapat keberuntungan.) agar kamu mendapat kebahagiaan.
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 100)

Akal berada diantara kesadaran, di balik kesadaran dan bahkan diantara kesadaran dan tidaknya.  
Senyawa yang tak berwujud itu dalam kata khiasan dinamakan "Si hidup". 

Kenapa disebut senyawa..? Karna Dia hidup

Saya menggunakan kata "Senyawa" untuk menggambarkan keberadaannya. 
Agar kami dapat menjelaskan dan menceritakan secara real proses yang terjadi serta mewujudkan dalam ilustrasi kata dan kemudian menjadi cerita dan kisah

Keberadaan insan yang diambil sebagai sampel dalam pembahasan ini mewakili makhluk ciptaan yang diberi lebel khalifah pemegang amanah. 
Maka sesungguhnya sangat seacret jika dibalik insani ada diri.

Akhir dari pembahasan sebagai penutup dalam tulisan ini, penulis hanya menjelaskan garis besarnya saja tentang tema yang dimaksud agar sama-sama kita bisa menjadikannya acuan dalam pembahasan berikutnya.
Sebab ruang pengetahuan dinamis berproses sesuai perkembangan zaman.
Mohon Maaf bila ada yang salah atau keliru. 


Terima Kasih..
Hormat kami :
Senantisa tercurah pada yang Terkasih Baginda Rasulullah SAW.
Shalawat serta shalam kami panjatkan. 

(BJM ARKAMAYA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JALINAN TAKDIR

By : Basnu jiko Makolano Pandanganku tertutup tertulis suratan Di balik nyanyian diam tergoreskan Tak ku rebut takhtaMu mengucap luap...